Turut mendukung Pencegahan Gangguan Mental, Tim PKM Psikologi Unesa mengadakan Pelatihan Resiliensi pada siswa SMA Muhammadiyah IV Surabaya

 

Tim PKM Psikologi Universitas Negeri Surabaya melaksanakan Pelatihan Resiliensi bagi siswa-siswi SMA Muhammadiyah IV Surabaya. Pelatihan ini dilakukan secara luring dan secara bertahap selama dua sesi pada tanggal 27-28 Juli 2023 mulai dari psikoedukasi mengenai topik resiliensi sampai pada praktek pelatihan mindfulness untuk meningkatkan resiliensi.

 

Peserta yang tergabung dalam pelatihan ini telah dipilih melalui proses skrining yang mengukur  kecenderungan tingkat stress pada siswa. Hal ini perlu dilakukan agar nantinya pelatihan yang dilaksanakan dapat  ditujukan untuk siswa yang memang membutuhkan. Dari hasil skrining tersebut, diperoleh peserta sejumlah 50 siswa yang memiliki kecenderungan tingkat stres yang tinggi.

 

Tim PKM yang diketuai oleh Fitrania Maghfiroh beranggotakan Diana Rahmasari, Onny Fransinata Anggara, Qurrota A’yuni Fitriana, dan Nanda Audia Vrisaba yang merupakan Dosen Psikologi Unesa yang menjadi fasilitator dalam pelatihan serta dibantu oleh tim dari mahasiswa Prodi Psikologi Unesa.

 

Pelatihan resiliensi ini penting untuk dilakukan sebagai bentuk tindakan preventif terhadap permasalah mental pada remaja. Mengingat kasus gangguan mental pada remaja di Indonesia meningkat secara fluktuatif. Melalui pelatihan para siswa dan siswi memiliki kemampuan dasar untuk mengelola stres dan tekanan yang mereka peroleh. Diharapkan pelatihan ini dapat memberikan peranan dalam menekan tingkat kasus gangguan mental pada remaja.

 

“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan resiliensi pada siswa agar nantinya dalam kehidupan sehari-harinya para siswa tersebut lebih siap dan segera mampu untuk resilien ketika menghadapi permasalahan sehingga kecenderungan terjadinya gangguan mental dapat diminimalisir.”Ungkap Fitrania Maghfiroh selaku ketua Tim PKM Psikologi Unesa Senin (31/7/2023).

 

Secara umum, pada saat kegiatan para peserta pelatihan menyimak dan mendengarkan materi terkait resiliensi yang disampaikan oleh para psikolog dari anggota tim PKM. Setiap suatu sub materi selesai dipaparkan, para peserta mendapatkan tugas sederhana yang meminta mereka menuliskan pengalamannya yang relevan dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya. Para siswa akan dibentuk dalam beberapa kelompok kecil dan mendapatkan lembar kerja untuk dikerjakan dan didiskusikan bersama. Pre-test diberikan sebelum rangkaian pelatihan dimulai dan post-test diberikan usai rangkaian pelatihan selesai untuk mengetahui efektivitas pelatihan resiliensi tersebut.

Harapannya dengan keberhasilan program ini dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di seluruh negeri untuk melakukan langkah preventif terjadinya .gangguan mental pada siswa salah satunya dengan cara mengadakan pelatihan resiliensi. Serta menjadi motivasi bagi Para Ahli untuk turut memberikan kontribusinya dalam mencegah gangguan mental bagi remaja. (watahu.com)