Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML Atas

Membesarkan Anak Laki-laki dan Tantangannya

 

Membesarkan Anak Laki-laki dan Tantangannya

Bagaimana cara terbaik membesarkan anak laki-laki ? Kita percaya bahwa pada umumnya setiap orang tua tentu mengharapkan anak laki-lakinya tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa yang baik. Sikap percaya diri, bertanggung jawab, penuh cinta, dapat menghormati wanita, tidak kasar, kreatif, tekun dalam melakukan sesuatu sampai tuntas, dan selalu mendatangkan rasa aman, adalah beberapa gambaran sosok laki-laki dewasa yang pada umumnya menjadi dambaan kaum hawa.

Memiliki gambaran mengenai jenis laki-laki seperti apa yang diharapkan orang tua dari anak laki-laki mereka kelak, merupakan sebuah langkah baik dalam membesarkan anak laki-laki agar ia dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan orangtua dan masyarakat pada umumnya.

Sebagai upaya membantu anak agar dapat tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang baik, ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh anak dari orangtuanya, yaitu:

  • Anak membutuhkan ayah atau pengganti ayah sebagai figur/teladan dalam hidupnya.

Jika anak laki-laki tidak mempunyai model panutan dari laki-laki dewasa, ia akan mendapatkan kesulitan untuk menjadi laki-laki dewasa yang diharapkan, misalnya dalam hal ‘disiplin’, secara umum seorang ayah akan lebih mudah menerapkan disiplin pada anak daripada ibu.

Anak laik-laki yang tidak memiliki figur ayah dalam hidupnya, biasanya akan lebih tertarik oleh tokoh-tokoh ‘hipermaskulin’ seperti dalam film, komik dan games. Sedangkan anak laki-laki yang memiliki figur ayah dalam hidupnya akan cenderung memiliki sikap lebih tenang, komunikatif, dan lebih percaya diri.

  • Anak laki-laki perlu belajar untuk bersikap hormat/menghargai kaum wanita (anak perempuan).

Mengajarkan anak laki-laki untuk bersikap menghargai wanita misalnya dengan tidak membiarkan anak laki-laki berbuat nakal atau memaksakan kehendak kepada anak perempuan.

  • Anak laki-laki perlu belajar untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan mampu mengurus dirinya sendiri.

Salah satu cara efektif mengajarkan sesuatu kepada anak adalah dengan memperlihatkan suatu tindakan yang dilakukan orang tua. Memperlihatkan bahwa orangtua suka menjaga kebersihan dan kesehatan diri dapat menularkan sikap rajin mengurus diri kepada anak. Melibatkan anak dalam suatu pekerjaan (dapat dimulai dari hal-hal kecil) seperti mencuci mobil, memperbaiki sepeda, memasak, bersih-bersih rumah merupakan beberapa upaya orang tua membantu anak belajar bekerja, bertanggung jawab, dan kreatif.

  • Anak laki-laki perlu bantuan menumbuhkan sikap menyayangi dan mencintai.

Berikan ‘segudang’ cinta dan kasih sayang kepada anak, agar ia dapat membagi cintanya pada dirinya sendiri dan juga orang lain. Jauhkanlah sikap kasar menyakiti fisik (memukul, mencubit, menampar) dan melukai perasaan anak (melontarkan kata-kata kotor, melecehkan, dan menyinggung), sebab ia akan ’memberi’ apa yang ia ’terima’.

Perbedaan Membesarkan Anak Laki-laki dan Perempuan

Perbedaan dalam membesarkan anak laki-laki dan perempuan dapat dipengaruhi oleh faktor biologis, sosial, dan budaya. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, jadi tidak semua perbedaan ini berlaku secara kategoris. Berikut ini beberapa perbedaan teoritis yang dapat muncul dalam proses membesarkan anak laki-laki dan perempuan:

1.      Perbedaan biologis

    • Fisik: Anak laki-laki dan perempuan biasanya memiliki perbedaan fisik dalam hal anatomi dan perkembangan fisik. Ini bisa memengaruhi jenis aktivitas yang mereka sukai atau bakat alami yang mereka miliki.
    • Hormon: Hormon yang berperan dalam perkembangan fisik dan emosi anak laki-laki dan perempuan berbeda, dan hal ini dapat memengaruhi perbedaan dalam respons emosi, tingkat energi, atau kecenderungan perilaku tertentu.

2.      Perbedaan perkembangan emosi dan sosial

    • Anak perempuan cenderung memiliki kemampuan komunikasi verbal yang lebih baik, sementara anak laki-laki mungkin lebih cenderung mengekspresikan diri mereka melalui aktivitas fisik.
    • Anak perempuan bisa lebih berfokus pada relasi sosial, sedangkan anak laki-laki cenderung terlibat dalam aktivitas yang melibatkan persaingan dan hierarki.
    • Dalam hubungan dengan orang tua, anak perempuan dan laki-laki mungkin merespons secara berbeda terhadap pola pengasuhan yang sama. Misalnya, anak perempuan mungkin lebih cenderung mencari dukungan emosional, sedangkan anak laki-laki mungkin mencari otonomi.

3.      Peran sosial dan budaya

    • Norma sosial dan budaya memainkan peran penting dalam bagaimana anak-anak diajarkan untuk berperilaku. Misalnya, dalam beberapa budaya, anak perempuan mungkin diajarkan untuk menjadi lebih penyayang dan menjalankan peran rumah tangga, sementara anak laki-laki mungkin diharapkan untuk menjadi lebih mandiri dan berperan sebagai penyandang keluarga.
    • Stereotip gender juga dapat mempengaruhi pandangan orang tua terhadap anak-anak mereka dan memengaruhi cara mereka membesarkan anak laki-laki dan perempuan.

Penting untuk diingat bahwa ini hanyalah perbedaan teoritis, dan setiap anak adalah individu dengan kebutuhan dan minatnya sendiri. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendekati setiap anak dengan cara yang menghormati identitas individu mereka sambil memberikan dukungan dan panduan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka, tanpa terjerat dalam stereotip gender yang sempit.

Semoga bermanfaat untuk Anda karena sudah Waktunya Anda Tahu.

Posting Komentar untuk "Membesarkan Anak Laki-laki dan Tantangannya"