Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML Atas

Perputaran Karyawan dan Pentingnya Menurunkan Tingkat Absensi

 


Keluar masuknya tenaga kerja dalam perusahaan harus mendapat perhatian tersendiri dari pihak manajemen. Tanpa perhitungan yang jelas perusahaan dapat kehilangan tenaga kerja potensial yang dimilikinya. Oleh karena itu analisis tentang perputaran tenaga kerja (labour turn over) perlu dilakukan.

Secara sederhana labour turn over diartikan sebagai aliran para tenaga kerja yang masuk dan keluar perusahaan. Labour turn over merupakan petunjuk kesetabilan tenaga kerja. Semakin tinggi labour turn over berarti semakin sering terjadi pergantian tenaga kerja.

Sebaliknya, semakin rendah labour turn over berarti semakin jarang pergantian tenaga kerja. Adanya labour turn over akan merugikan perusahaan, sebab apabila seorang tenaga kerja meninggalkan perusahaan akan mengakibatkan :

1.       Adanya biaya penarikan tenaga kerja

2.       Adanya biaya pelatihan

3.       Apa yang dikeluarkan buat tenaga kerja lebih kecil dari yang dihasilkan tenaga kerja baru tersebut

4.       Tingkat kecelakaan tenaga kerja baru biasanya cenderung lebih tinggi daripada tenaga kerja lama

5.       Adanya produksi yang hilang selama pergantian tenaga kerja

6.       Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya

7.       Banyaknya pemborosan karena adanya tenaga kerja baru

8.       Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak maka akan mengalami penundaan penyerahan.

 

Tingkat perputaran tenaga kerja dapat dirumuskan sebagai berikut :

 

 

                                                tingkat pergantian tenaga kerja

% Perputaran tenaga kerja =                                                      x 100%

                                                  rata-rata jumlah tenaga kerja

 

 

                                                      å tenaga kerja awal + å tenaga kerja akhir

Rata-rata jumlah tenaga kerja  =                                                                         x 100 %

                                                                                       2

 

Perhitungan tingkat perputaran tenaga kerja harus memperhatikan tiga hal, yaitu accesion rate (penambahan jumlah tenaga kerja), separation rate (jumlah tenaga kerja keluar) dan replacement rate (tingkat pergantian tenaga kerja). Perumusannya adalah sebagai berikut :

                                                jumlah tenaga kerja masuk

            Accesion rate =                                                           x 100%

                                              rata-rata jumlah tenaga kerja

 

                                                 jumlah tenaga kerja keluar

            Separation rate =                                                        x 100%

                                                jata-rata jumlah tenaga kerja

 

Replacment rate merupakan angka terkecil antara accesion rate dan separation rate yang disebut net labour turn over. Ada beberapa cara yang dilakukan perusahaan untuk menekan tingkat perputaran tenaga kerja  :

1.       Gaji/upah yang cukup

2.       Memperhatikan kebutuhan rohani

3.       Sekali-kali menciptakan suasana santai

4.       Harga diri perlu mendapat perhatian

5.       Tempatkan para tenaga kerja pada posisi yang tepat

6.       Berikan kesempatan tenaga kerja untuk maju

7.       Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan

8.       Sekali-kali tenaga kerja perlu diajak berunding

9.       Pemberian insentif yang terarah

10.   Fasilitas yang menyenangkan

           

Tingkat turn over yang tinggi dari suatu kelompok tertentu menunjukkan bahwa departemen tersebut perlu diperbaiki kondisi kerjanya atau supervisornya.

 

Pentingnya Menurunkan Tingkat Absensi

Apabila seorang tenaga kerja tidak hadir ditempat kerjanya ia dikatakan absen. Tingkat absensi yang besar, akan menyulitkan perusahaan dalam mencapai target produksi. Tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari-hari yang hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk bekerja. Hal ini dinyatakan dengan rumus :

hari kerja yang hilang

Tingkat absensi =                                                                                                x 100 %

       å hari tenaga kerja bekerja + å hari tenaga kerja tidak bekerja

 

 

Tingkat absensi yang tinggi akan merugikan perusahaan. Absensi akan mengakibatkan jadwal kerja terpaksa tertunda, adanya kerja lembur serta jaminan sosial harus tetap dibayarkan. Oleh sebab itu perlu bagi perusahaan untuk menekan tingkat absensi tenaga kerjanya. Untuk keperluan tersebut perusahaan harus mengelompokkan dan menganalisa sebab-sebab adanya absensi dengan beberapa cara sebagai berikut :

1.       Mencatat tenaga kerja yang absen

Seringkali terjadi bahwa tingkat absensi disebabkan oleh sekelompok tenaga kerja yang tidak masuk kerja. Oleh karena itu kita harus memiliki catatan nama-nama tenaga kerja yang sering absen, dengan demikian kita memiliki dasar dalam melakukan tindakan pendisiplinan.

2.       Mencatat sebab-sebab ketidakhadiran

Alasan ketidakhadiran yang sering terjadi adalah sakit, kesulitan transportasi, keperluan pribadi, dan menjaga anak-anak. Untuk alasan sakit perusahaan bisa memberikan fasilitas kesehatan pada tenaga kerja. Perusahaan dapat mengadakan alat transportasi untuk mengatasi masalah transportasi dan mengadakan tempat merawat anak agar para tenaga kerja tidak merasa cemas meninggalkan anak-anaknya.

3.       Memperhatikan kelompok yang sering absen

Pada umumnya tenaga kerja umur belasan tahun mempunyai kecenderungan untuk tidak hadir. Sedang tenaga kerja yang cukup umur, mereka jarang tidak masuk kerja. Tetapi untuk tenaga kerja golongan tua, sering terjadi absen dalam waktu lama karena sebab-sebab kesehatan.

4.       Kelompok jenis kelamin

Kelompok tenaga kerja perempuan biasanya memiliki kecenderungan untuk tidak masuk kerja  dibandingkan kelompok tenaga kerja laki-laki. Hal ini terjadi karena mereka tergolong penerima upah rendah dan pekerjaanya dianggap tidak menyenangkan.

5.       Hari-hari sering tidak masuk kerja

Hari-hari tidak masuk kerja akan memberikan pola yang sangat menyenangkan. Biasanya hari-hari tidak masuk kerja adalah Sabtu dan Senin.

6.       Kondisi kerja

Kondisi kerja yang buruk, pekerjaan yang membosankan atau alasan rekan kerja yang tidak menyenangkan sering menjadi penyebab tingginya tingkat absensi.

 

Selain faktor-faktor tersebut faktor lain yang menimbulkan tidak hadirnya tenaga kerja adalah sebagai berikut :

  • 1.      Halangan tetap bagi tenaga kerja
  • 2.      Adat istiadat
  • 3.      Faktor musim
  • 4.      Upah yang rendah
  • 5.      Kondisi kerja yang buruk
  • 6.      Faktor transportasi

 

Demikianlah ulasan singkat kami tentang perputaran karyawan/pegawai serta bagaimana pentingnya menurunkan tingkat absensi.

Posting Komentar untuk "Perputaran Karyawan dan Pentingnya Menurunkan Tingkat Absensi"